Senin, 06 Desember 2010

Cornelia Agatha Actress Indonesia and Photo Profile
Indonesian actress Cornelia Agatha was born in Jakarta, January 11, 1973. Cornelia Agatha has the blood of Java, Manado, the Netherlands, Germany, and Jews. Cornelia is known among others due to her role as Sarah in sinetron “Si Doel Anak Sekolahan Karnos in the production of films. Soap opera that led to her name in the world of acting Indonesia.

Lia acting ability, so he was addressed, has been felt since sitting in fifth grade elementary school. At a young age, Lee has often acted in front of the camera. Thanks to the talents that he then entered the modeling world by Cover Girl event organized by the teen magazine Mode.

 Lupus is an experience the film the first time on the big screen. Achievements ever recording, made it into the category of Best Actress nomination for her acting in Rini tomboy past, the Festival Film Indonesia (FFI) in 1992.

Women role in the soap opera Options as a dancer named Dayu, award from the Film Forum in Bandung (FFB) in 2002 as an actress of Praise.

Lia is married to Sony Lawlani dated March 18, 2006 in Hong Kong. From his marriage is, Lia was awarded the twins who were born by Caesarean section, on December 7, 2006 at Pondok Indah Hospital in South Jakarta. A pair of her baby was named Makayla Athaya Lalwani (women) and Tristan Athala Lalwani (male)


Selepas menyandang istri Sonny Lalwani dan menjadi ibu dari dua anak kembar, nama Cornelia Agatha seperti tenggelam dalam dunianya. Tiada judul film atau sinetron yang dibintangi pemain sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Kalau pun harus tampil di depan publik, Cornelia mengaku lebih memilih berkiprah di dunia teater dan membaca puisi.
"Aku lagi enjoy ngurus si kembar. Setiap waktu bahkan detik, aku harus tahu perkembangannya. Jadi nggak mungkin aku tinggal syuting sinetron atau main film." Pemain film Detik Terakhir ini lebih menyukai mengisi kegiatan diluar mengasuh anak dengan cara mengasah kemampuan berakting di Teater Koma. Dalam waktu dekat, mantan kekasih Alex Komang ini akan terlibat proyek pementasan teater kolosal bareng Teater Koma.

"Main teater kan nggak terlalu menyita waktu banget. Banyak waktu luang yang bisa digunakan mengasuh anak dan menemani suami. Aku sih jujur lebih suka anak daripada film," ucapnya ditemui di peluncuran buku I Can (not) Hear di Universitas Tarumanegara, Jakarta Barat, Jumat (13/11)

Lia, sapaan akrabnya, sadar betul posisinya sebagai seorang ibu. Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas mulia yang tak mungkin ditinggalkan. Hadirnya Sonny, sang suami, menambah kelengkapan kebahagiaan rumah tangganya. Apapun kegiatan Lia di dunia seni selalu mendapat dukungannya.

"Suamiku bahagia banget atas apa yang ku lakukan. Dia (Sonny, red) tahu betul dunia seni itu tak bisa lepas dari aku," tukas Lia sambil bergegas pulang.

- Aktris Cornelia Agatha, yang kini mulai berbasah kuyup di dunia teater boleh berbangga. Setelah lama vakum dari kegiatan di depan kamera maupun panggung, Cornelia tampil mengesankan dalam pentas gladi resik (GR) lakon Kenapa Leonardo, produksi ke-112 Teater Koma, Kamis (10/1) malam di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Lakon Kenapa Leonardo,karya penulis Slovenia Evald Flisar, yang disutradarai sutradara senior sekaligus dedengkot Teater Koma, Nano Riantiarno,akan dipentaskan di Graha Bhakti Budaya (GBB), Pusat Kesenian Jakarta, TIM selama dua minggu (11 - 25 Januari 2008), pada setiap pukul 19.30.
Lebih membanggakan lagi karena pentas GR itu disaksikan langsung oleh sang penulis, Evald Flisar. Dalam pentas lakon hasil adaptasi Rangga Riantiarno, putra Nano Riantioarno, atas novel Flisar berjudul Kajpa Leonardo itu, Cornelia berperan sebagai Da Silva, seorang dokter Jiwa yang tengah melakukan penelitian terhadap sekelompok pasien penghuni sebuah lembaga syaraf.
Apalagi lakon Kenapa Leonardo merupakan naskah berat, yang berupaya menyajikan refleksi tentang betapa dekatnya jarak antara kenyataan dan khayalan, sekaligus betapa daya khayal mampu memengaruhi kehidupan sehari-hari. Juga sebuah naskah yang menampilkan pertarungan antara dunia neorologi, psikologi, dan politik ketika hukum kausalitas tak lagi berlaku dan manusia kehilangan kemampuan untuk saling menghargai.
Padahal, kata Cornelia seusai GR, pada hari pertama latihan, ia merasa hampir frustrasi. Pasalnya, peran yang ia bawakan kali ini merupakan peran atas tokoh dengan karakter yang paling sulit untuk dipahami dan diperankan selama terjun ia di dunia teater.
"Ini peran paling berat sepanjang sejarah saya bermain teater. Dua bulan saya harus mengartikan kata-kata dalam psikoterapi," katanya. Selain itu Teater Koma juga dikenal sangat disiplin dalam perkara latihan sehingga ia harus siap berkorban dalam banyak hal.
Namun setelah GR, Cornelia yang lahir di Jakarta 11 Januari 1973 dan mencuat namanya setelah memerankan gadis kaya bernama Sarah dalam serial TV Sidoel Anak Sekolahan arahan Rano Karno itu, mendapat kejutan. Tak disangka awak Teater Koma membawakan kue peringatan ulang tahunnya. Selepas pukul 00.00 aktris teater dan film Ratna Riantiarno yang juga dedengkot Teater Koma mewakili awak Teater Koma menyerahkan kue kepada Cornelia.
Jajang C Noer, aktris film sekaligus pemain teater yang tampak hadir menyaksikan GR itu, ketika dimintai komentarnya seputar pementasan, mengatakan, "Penampilan seluruh aktris dan aktor pendukung pementasan ini sangat memukau dalam memainkan lakon ini

Kebanyakan ibu yang baru melahirkan mengembalikan berat badannya ke angka normal dengan berolahraga. Namun, Cornelia Agatha, 35 tahun, cukup menyibukkan diri di panggung teater. Sejak melahirkan, badan ibu dua anak ini memang membengkak. Ditemui dalam jumpa wartawan Teater Koma beberapa waktu lalu, Lia--sapaan akrab Cornelia--kini berhasil menyusutkan kembali berat badannya karena latihan teater. "Sejak dua bulan lalu, latihan bersama Teater Koma bisa bikin beratku menyusut hingga delapan kilogram," ujarnya. Kini beratnya sudah kembali ke angka 58 kilogram.

Lia memang tengah sibuk dalam produksi Teater Koma yang ke-116 berjudul Republik Petruk. Dalam lakon Trilogi Republik karya Nano Riantiarno ini, Lia berperan sebagai Mustakaweni, yakni peran perempuan Jawa yang sosoknya kurus. "Padahal, saya ingin peran Limbuk yang saat itu cocok dengan postur tubuh saya yang gemukan," ujarnya. Atas dasar itu, Lia akhirnya melakukan diet ketat. "Dietnya adalah mengurangi makanan berlemak plus latihan teater yang memang menguras keringat," dia menambahkan.

Setelah dikaruniai anak, Lia mengaku absen dari dunia sinetron untuk sementara. Namun, pemeran Sarah dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini tidak akan menolak bila tawaran produser film mampir kepadanya. "Wah, kalau ditawarin film sih masih mau karena produksinya juga nggak ribet-ribet banget," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar